Minggu, 18 Mei 2014

makhluk hidup dalam ekosistem alamia



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau komunitas. Individu adalah makhluk tunggal. Contohnya: seekor kelinci, seekor serigala, atau individu yang lainnya. Sejumlah individu sejenis (satu species) pada tempat tertentu akan membentuk Populasi. Contoh : dipadang rumput hidup sekelompok kelinci dan sekelompok srigala. Jumlah anggota populasi dapat mengalami perubahan karena kelahiran, kematian, dan migrasi (emigrasi dan imigrasi).
Sedangkan komunitas yaitu seluruh populasi makhluk hidup yang hidup di suatu daerah tertentu dan diantara satu sama lain saling berinteraksi. Contoh: di suatu padang rumput terjadi saling interaksi antar populasi rumput, populasi kelinci dan populasi serigala. Setiap individu, populasi dan komunitas menempati tempat hidup tertentu yang disebut habitat.
Ekosistem juga berarati suatu unit fungsional dari berbagai ukuran yang tersusun dari bagian komponen dan sistem secara keseluruhan berfungsi berdasarkan suatu urutan kegiatan yang menyangkut energi dan pemindahan energi. Dengan beberapa perkecualian, sumber energi azali adalah matahari. Energi matahari ditangkap oleh komponen ototrofik yaitu tumbuh-tumbuhan hijau. Energi yang tertangkap disimpan dalam ikatan kimia zat organik tanaman, yang merupakan tanaman yang mendorong  terus berjalannya komponen heterotrofik sistem tersebut. Organisme heterotrofik meliputi semua bentuk – bentuk kehidupan yang lain.
Dalam struktur seperti ini tingkatan trofik yang mengkonsumsi tumbuhan tingkatan pertama antara lain adalah hewan- hewan yang disebut hebivora. Herbivora pada gilirannya dikonsumsi oleh karnivora, yang pada giliran berikutnya dikonsumsi oleh karnivora yang lebih besar.
Komponen terakhir dari struktur trofik yaitu pengurai atau decomposer. Pengurai adalah organisme terutama bakteri yang memecah molekul organikk yang kompleks dari organisme mati, menjadi molekul sederhana sehingga dapat digunakan lagi oleh ototrof. Komponen abiotik yang diperlukan dari struktur trofik suatu ekosistem adalah suatu sumber energy, nutrient dan sumber air.

B.      Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan ekosistem itu sebenarnya ?
2.      Apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi dalam suatu ekosistem ?
3.      Bagaimanakah pengaruh faktor alam terhadap suatu ekosistem ?

C.      Tujuan Makalah
1.      Memahami makhluk hidup dalam ekosistem alami
2.      Mengetahui spesies atau individu makhluk hidup
3.      Mengetahui tentang populasi dan komunitas makhluk hidup
4.      Mengetahui berbagai bentuk ekosistem alami

D.     Manfaat
Memberikan kesadaran dan pengetahuan kita agar kita dapat lebih memperhatikan ekosistem di sekitar kita.




BAB II
POPULASI DAN KOMUNITAS MAKHLUK HIDUP

A.      Populasi Makhluk Hidup
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous = rakyat, berarti penduduk. Di dalam ekologi yang dimaksudkan dengan populasi adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila membicarakan populasi, haruslah disebut jenis individu yang dibicarakan, dengan menentukan batas-batas waktunya serta tempatnya.
Jadi Populasi adalah kelompok kolektif organisme-organisme dari jenis yang sama yang menduduki ruang atau tempat yang terbuka, dan memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan milik yang unik dari kelompok dan tidak merupakan milik individu di dalam kelompok itu.
Contoh populasi yaitu: populasi ikan lele, populasi udang, populasi kura- kura, dan populasi tanaman air tawar, dsb.

B.      Komunitas Makhluk Hidup

Secara genetika, individu adalah anggota dari suatu populasi setempat dan secara ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem. Bagian terbesar dari ekosistem terdiri dari kumpulan tumbuhan dan hewan yang bersama-sama membentuk suatu masyarakat tumbuhan dan hewan yang disebut komunitas.
Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi populasi dan interaksi satu dengan yang lainnya. Komunitas terdiri dari berbagai organisme-organisme dan saling berhubungan pada suatu lingkungan tertentu. Atau dapat juga dikatakan bahwa komunitas adalah sekelompok makhluk-makhluk hidup dari berbagai macam jenis yang hidup bersama pada suatu daerah. Jadi komunitas adalah seluruh populasi yang hidup bersama pada suatu daerah dan saling berinteraksi. Contoh komunitas yaitu : kumpulan populasi ikan, udang dan kura- kura di air tawar (komunitas air tawar),komunitas air laut, komunitas hutan hujan tropis,dll.
Populasi dari berbagai macam spesies yantg menempati suatu habitat tertentu dan saling mempengaruhi. Misalnya komunitas sawah. Di sawah terdapat padi, cacing tanah, ular, ikan, mujair, tikus, walang sangit yang saling berinteraksi, misalnya dalam hal memakan dan dimakan. Sehingga dalam komunitas dapat terbentuk rantai makan dan jaring makanan.
Rantai makanan adalah keadaan atau peristiwa memakan dan dimakan antar populasi. Jika satu populasi dalam rangkaian ini hilang akan terjadi kehilangan satu atau beberapa populasi lainnya, misalnya rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular, ular dimakan elang.
Dari rantai makanan tersebut ternyata tiga kelompok organisasi dalam komunitas mempunyai peran yang berbeda-beda, sehingga terjadilah pengelompokan makhluk hidup menjadi:
Ø  Produsen, yaitu kelompok makhluk hidup yang dapat membuat makanan untuk keperluannya sendiri dan kelompok jemis lain dengan cara fotosintesis. Peran ini hanya oleh tumbuhan hijau.
Ø  Konsumen tingkat I (herbivora), yaitu pemakan hasil dari produsen atau pemakan tumbuhan.
Ø  Konsumen tingkat II (karnivora), yaitu pemakan herbivora (daging) karena tidak dapat memakan produsen.
Ø  Konsumen tingkat III (omnivora), yaitu pemakan segala terutama pemakan karnivora (hewan-hewan buas).
Ø  Pengurai, yaitu mikroorganisme perombak jasad-jasad yang mati sehingga senyawa organik menjadi senyawa anorganik dan dapat dikembalikan ke alam.
Ø  Detritivor, yaitu populasi organisme yang mengkonsumsi bahan-bahan sisa bangkai atau sisa pengurai (detritus).


C.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Populasi

Ø  Kompetisi, ini dapat terjadi antara populasi yang satu dengan yang lainnya dalam mempertahankan hidupnya.
Ø  Mortalitas, terjadinya suatu kematian/punahnya individu karena kekurangan sumber makanan, terserang penyakit,dll.
Ø  Natalitas. Yaitu adanya kelahiran yang menyebabkan pertambahan jumlah individu.
Ø  Migrasi, yaitu keluar dan masuknya populasi yang sama.
Ø  Predasi, yaitu interaksi antar organisme dimana satu organisme dimangsa oleh organisme lainnya.



           












                                                                                                                                      



BAB III
BERBAGAI BENTUK EKOSISTEM ALAMI

        Berbagai komponen yang ada di alam ini saling mempengaruhi dan saling berhubungan sehingga terjadi aliran energy dan materi pada suatu sistem, yang disebut ekosistem. Ekosistem meliputi komponen biotic dan abiotik.
Dalam suatu ekosistem yang dapat berdiri sendiri harus terdapat :
Ø  Sumber energy serta sistem kehidupan yang bisa mengolah energy untuk kebutuhan komponen komponen dalam kehidupan.
Ø  Zat- zat kimia yang mengatur keseimbangan zat- zat abiotik dan biotic dalam ekosistem (terutama H2O, CO2, dan O2 serta unsur hara lainnya)
Bentuk-bentuk ekosistem alami, yaitu :
1.      Ekosistem darat
Seperti :
Ø  hutan hujan tropis, Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
Ø  savana, 
Ø  stepa,
Ø  Hutan gugur, Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
Ø  Taiga, Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
Ø  Tundra, Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

2.      Ekosistem perairan
Seperti :
Ø  air tawar, Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.
Ø  air laut,
·         estuary (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
·         Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
·         Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
Untuk memelihara kesetimbangan suatu ekosistem, maka zat- zat kimia serta unsure hara lainnya harus seimbang dalam komponen biotic dan abiotik. Kesetimbangan itu dipelihara oleh siklus zat- zat yang disebut siklus geokimia.
Ekosistem alami dapat terpengaruh oleh factor- factor alam, seperti :
a)      Pengaruh geografis
b)      Angin
c)      Arus laut
d)      Dsb
Ekosistem yang dapat dibuat oleh manusia, yaitu :
a)      Ekosistem kebun
b)      Sawah
c)      Ladang
d)      Aquarium
e)      Kolam ikan
BAB IV
BERBAGAI BENTUK EKOSISTEM ALAMI

Secara umum, ekosistem ada tiga macam, yaitu ekosistem air, ekosistem darat, dan ekosistem buatan. Berikut ini penjelasan mengenai macam-macam ekosistem.
A.      Ekosistem Air
Ekosistem air terdiri atas beberapa ekosistem, yaitu ekosistem air tawar, ekosistem air laut, ekosistem sungai, dan ekosistem terumbu karang. Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri memiliki variasi suhu yang tidak mencolok, pencahayaan kurang, dan terpengaruh iklim dan cuaca.
Ekosistem air laut memiliki kadar garam yang tinggi. Dalam ekosistem air laut, memiliki suhu yang tinggi dan penguapan yang tinggi. Sementara itu, ekosistem sungai terdiri atas hewan seperti ikan, buaya, hewan lainnya yang sering berada di sungai.Ekosistem terumbu karang terdiri atas coral yang berada dekat pantai. Hewan-hewan yang berada di terumbu karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lainnya. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.
B.      Ekosistem Darat
Ekosistem darat terdiri atas beberapa ekosistem, di antaranya ekosistem hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, dan gurun. Ekosistem hutan hujan tropis terdapat di daerah tropis dan subtropics. Ekosistem ini memiliki pepohonan yang banyak dan memiliki curah hujan yang tinggi.Ekosistem sabana terdapat di wilayah dengan tingkat curah hujan yang rendah. Sabana yang terluas terdapat di Afrika dan Australia. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga, zebra, dan singa. Sementara itu, ekosistem padang rumput terdapat di daerah tropis dan underling tropis. Dalam ekosistem ini, hujan turun tidak teratur. Hewan yang hidup di ekosistem ini antara lain gajah, jerapah, dan singa.


BAB V
ALIRAN ENERGI DAN SIKLUS MATERI DALAM EKOSISTEM ALAMI

      Siklus materi seperti nutrien, air, karbon, nitrogen, dan fosfor, di alam berupa siklus abadi. Sedangkan aliran energi berupa rantai makanan dan jaring makanan dari komponen-komponen produsen, konsumen, perombak/pengurai. Aliran energi ini dapat berupa simbiosis antar organisme yang saling membutuhkan. Hubungan antar komponen biasanya dibuat dalam bentuk piramida ekologis, seperti Piramida jumlah Individu, Piramida Biomassa, dan Piramida Energi.

A.      Aliran Energi
Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut :
1.     Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang diubah menjadi makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa panas, dan energi yang diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga sebagai keluaran dari sistem.
2.     Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui herbivora dan detrivora. Seperti telah diungkapkan sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah energi diantara tingkatan trofik, maka aliran energi berkurang atau menurun ke arah tahapan berikutnya dari rantai makanan. Biasanya herbivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung mangsanya.
3.     Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam sistem, diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi organik.
4.     Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap tingkat pengurai memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan sejumlah panas keluar dari system
5.     Dikarenakan ekosistem adalah suatu sistem terbuka, maka beberapa materi organik mungkin dikeluarkan menyeberang batas dari sistem. Misalnya akibat pergerakan sejumlah hewan ke wilayah, ekosistem lain, atau akibat aliran air sejumlah gulma air keluar dari sistem terbawa arus.

B.      Siklus Materi
Keberadaan makhluk hidup di dunia ini  tergantung pada aliran energi dan siklus materi melalui ekosistem. Kedua proses tadi mempengaruhi jumlah dari organisme-organisme, kecepatan proses metabolisme, dan kompleksitas dari komunitas. Energi dari materi mengalir melalui ekosistem bersama-sama sebagai materi organik, satu sama lainnya tidak bisa dipisah-pisahkan. Tetapi aliran energi adalah satu arah, sekali dimanfaatkan oleh ekosistem akan hilang keluar dari sistem. Sedangkan materi, dalam hal ini berupa materi, melakukan suatu siklus. Atom dari kalsium atau karbon berkemampuan untuk mengalir melalui makhluk hidup dan bagian non-hidup berkali-kali, atau dapat pula dipindah dari suatu ekosistem ke ekosistem lainnya. Berdasarkan ke dua proses itulah ekosistem berkemampuan untuk menjada fungsinya, dan merupakan karakteristika seluruh biosfer.
Nutrisi yang diperlukan untuk menghasilkan materi organik disirkulasikan ke seluruh ekosistem dan dapat dimanfaatkan berkali-kali. Apabila tumbuhan dan juga hewan mati akan didekomposisikan oleh kegiatan bakteria dan jamur, nutrisi kemudian dikembalikan ke lingkungan abiotik membentuk kumpulan nutrisi sebagai gudang atau reservoir. Dalam ekosistem daratan nutrisi biasanya dilepaskan dan berkumpul dalam tanah, yang kemudian nutrisi-nutrisi ini akan diambil kembali oleh tumbuhan dari gudangnya ini.
Dengan proses siklus materi ini komponen-komponen organik dan anorganik dipautkan satu sama lain sedemikian rupa sehingga sulit dipisahkan satu sama lainnya.
Tumbuhan merupakan komponen yang sangat penting, dalam proses aliran energi dan siklus materi, sehingga terjadinya keterpautan antara komponen biotik dengan komponen abiotik dalam ekosistem.



BAB VI
MACAM-MACAM BENTUK POLA KEHIDUPAN

Makhluk hidup dengan lingkungan tertentu membentuk pola kehidupan yang khas, sehingga ditemukan berbagai pola kehidupan dengan kekhasan masing-masing. Adanya perbedaan lingkungan menyebabkan timbulnya berbagai pola kehidupan.
Pola kehidupan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu:

A.      Pola Kehidupan di Darat
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola kehidupan di darat, antara lain:
Ø  Keadaan tanah
Ø  Suhu
Ø  Angin
Ø  Kelembaban udara
Ø  Curah hujan 
Ø  Pancaran sinar matahari.

Pola kehidupan di darat dapat mengalami perubahan menurut musim, misalnya:
ü  Pada waktu musim hujan kelembaban udara cukup tinggi, tanah basah, tumbuhan hidup subur.
ü  Pada waktu musim kemarau kelembaban udara menurun, tumbuhan sebagian mati.


B.      Pola Kehidupan di Air
Lingkungan hidup di air dapat dibedakan menjadi:
1.      Lingkungan air tawar: sungai, rawa, kolam, parit
2.       Lingkungan air asin: laut
3.       Lingkungan air payau: danau air tawar



Tidak ada komentar:

Posting Komentar